Saat Beda Pandangan dengan Pasangan Tak Perlu Banyak Kata dan Tak Perlu Berusaha Merubahnya

Kita dan Pasangan sudah pasti memiliki banyak sekali perbedaan, Ya, Itu karena kita dibesarkan di lingkungan berbeda dengan pola pengasuhan yang berbeda pula.

Begitu pula saya dengan suami. Salah satunya habit sarapan.

Saya terbiasa sarapan nasi kemarin (jika masih ada) tuk kemudian entah diolah menjadi nasi goreng ataupun cukup nasi putih dengan ditambah lauk simple. Baru akan masak komplit (untuk makan siang dan malam) setelah sarapan. Hal ini efektif memburu waktu di pagi hari yang butuh serba siap sedia sebelum memulai aktivitas.

Sementara suami, cukup perfect dari segi rasa makanan dan kesegaran masakan. Terbiasa makan dengan masakan fresh. Jadi ndak ada kebiasaan makan nasi kemarin. 

Sebenarnya habit suami untuk perfect dalam segi makanan ini, manfaatnya buat saya ada tentu; saya harus putar otak saat mencari resep yang sekiranya suami suka, jadi ga bisa asal masak kalau mau suami lahap, beda dengan saya yang ga terlalu pilih-pilih makanan. Begitulah pasangan buat kita saling mengisi satu sama lain.

Di lain hal, saya sebagai Ibu anak empat dengan jarak berdekatan tentu merasa dimudahkan dengan kebiasaan sarapan pakai nasi kemarin dipagi hari dengan lauk cukup ceplok atau lauk simple lainnya, selain praktis bisa sedikit hemat juga tidak membiarkan nasi sisa menjadi mubadzir terbuang sia-sia. Namun tentu tidak mudah bagi suami yang memang tidak terbiasa.

Seringkali beda pandangan tersebut saya beri berbagai alasan seperti yang saya sebutkan diatas; agar tidak mubadzir bla bla bla.

Tapi bukankah disebutkan di Buku Truly Mars and Venus karya John Gray, Phd bahwa Pria tidak suka dirubah.

Baiklah, kali itu saya punya cukup lauk kemarin yang menurut saya enak karena resep sengaja saya pilih dari blog resep hits Diah Didi dengan bahan dasar ikan pindang yang merupakan favorit suami yang kebetulan masih tersisa pagi itu. Di keesokan harinya kuhangatkan dan kami pakai sarapan.

Dan kali ini saya coba tak banyak bicara, cukup saya makan disebelah suami dan saya tawarkan sambil saya suapi dan ternyata responnya minta lagi bahkan nambah setelah seporsi pertama habis 😍

Jadi, jelas ya jangan berusaha merubah pria dan jangan terlalu banyak kata, cukup berikan perhatian, dan mungkin momennya pas waktu itu, pas lapar 🤭 jadi ya lahap Alhamdulillah. Habit ini pun sudah bisa ia terima dan beberapa kali suami lakukan.

Tentu ada pula habit suami yang juga saya adaptasi kan ke keseharian saya, berusaha masak agak komplit agak perfect ndak asal masak dan perhatikan apa kesukaannya.

Aku tak sempurna,  namun kita bisa saling menyempurnakan.


#pasangan #habit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bye 2020.. Pandemi sejuta Karya Sejuta Capaian

Puncak Karier Ayah dan Ibu

Perintah Membunuh Tokek dalam Islam